This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Tampilkan postingan dengan label Basic Networking. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Basic Networking. Tampilkan semua postingan

Jumat, 15 Maret 2019

Cara Mengetahui Password WiFi Yang Tersimpan di Windows 7, 8, 10

Cara Mengetahui Password WiFi Yang Tersimpan di Windows 7, 8, 10 - WiFi adalah teknologi komunikasi yang memanfaatkan peralatan elektronik untuk bertukar data menggunakan media wireless (nirkabel/tanpa kabel) pada sebuah jaringan komputer, wifi umumnya dipakai untuk mengakomodir kebutuhan akses internet client yang memiliki mobilitas tinggi (berpindah-pindah).

Di era digital seperti sekarang ini, wifi sudah banyak digunakan dan sangat mudah dijumpai, misalnya saja di kafe, restaurant, sekolah, kampus maupun area perkantoran. Hal ini tak lain karena teknologi wifi memberikan kemudahan kepada client untuk terhubung ke jaringan internet secara mobile dan tidak terpaku oleh kabel.

Cara Mengetahui Password WiFi Yang Tersimpan di Windows 7, 8, 10

Untuk bisa terhubung ke jaringan internet via wifi, tentunya kita harus melakukan otentikasi menggunakan password yang sudah dikonfigurasi ketika pertama kali menginstal jaringan wifi. Hanya dengan menginput password sekali saja maka kita sudah bisa berinternet ria kapanpun dan dimanapun selama area tersebut masih tercover oleh signal wifi.

Device yang kita koneksikan ke jaringan wifi secara otomatis akan menyimpan profile wifi yang didalamnya berisi informasi mengenai SSID, Authentication type, Network type, Cipher, Security Key (password) dan lain-lain.

Karena device kita akan menyimpan profile wifi ketika pertama kali terkoneksi, maka kita tidak perlu repot-repot memasukkan password ulang setiap kali ingin terkoneksi ke jaringan wifi, hal ini tentunya akan memudahkan kita sebagai pengguna, namun masalahnya kadang kita sering lupa password wifi ketika akan mengkoneksikan device baru.

Cara Melihat Password WiFi Yang Tersimpan di Windows

Solusinya kita bisa mengecek password wifi yang sudah tersimpan di Windows, kita bisa mengeceknya dengan dua cara, yaitu melalui Network and Sharing Center (GUI) dan juga melalui command prompt (CLI).

Caranya klik kanan pada icon wifi pada taskbar, lalu pilih Open Network and Sharing Center.
Cara Mengetahui Password WiFi Yang Tersimpan di Windows 7, 8, 10
Lalu akan terbuka jendela Network and Sharing Center, silahkan klik menu Change adapter settings pada bilah sebelah kiri atas seperti yang sudah saya tandai.
Cara Mengetahui Password WiFi Yang Tersimpan di Windows 7, 8, 10
Selanjutnya akan terbuka jendela Network Connections, disini kita bisa melihat beberapa interface seperti Bluetooth (jika ada), Wi-Fi dan juga Ethernet (kalau di windows 7 biasanya Local Area Connection).

Lalu double klik interface Wi-Fi.
Cara Mengetahui Password WiFi Yang Tersimpan di Windows 7, 8, 10
Pada jendela Wi-Fi Status klik tombol Wireless Properties.
Cara Mengetahui Password WiFi Yang Tersimpan di Windows 7, 8, 10
Klik tab Security, di bagian ini kita bisa menemukan informasi mengenai jenis security yang dipakai, jenis enkripsi dan juga password wifinya pada kolom Network security key, password wifinya biasanya akan dihidden, untuk menampilkannya centang opsi Show characters.
Cara Mengetahui Password WiFi Yang Tersimpan di Windows 7, 8, 10

Melihat Password WiFi Yang Tersimpan di Windows Melalui CMD

Selain dengan cara di atas, kita juga bisa melihat password wifi yang sudah tersimpan di windows melalui CMD dengan mengetikkan perintah tertentu.

Buka jendela command prompt (CMD), kemudian kita cek profile wifi apa saja yang sudah tersimpan di system windows dengan mengetikkan perintah berikut.

netsh wlan show profile
Cara Mengetahui Password WiFi Yang Tersimpan di Windows 7, 8, 10

Dari perintah netsh wlan show profile di atas bisa dilihat bahwa ada 4 SSID yang sudah tersimpan, misalnya saya ingin mengecek password wifi dari SSID Kucing Ganteng.

Cara mengeceknya cukup mudah, silahkan ketikkan perintah berikut pada command prompt.

netsh wlan show profile name="Kucing Ganteng" key=clear

Cara Mengetahui Password WiFi Yang Tersimpan di Windows 7, 8, 10

Dari perintah tersebut kita sudah berhasil menampilkan password wifi yang sudah tersimpan di system windows, passwordnya bisa kita temukan pada kolom Key Content.

Itulah 2 cara mudah mengetahui password wifi pada windows yang bisa kamu coba, semoga bermanfaat.

Tutorial Cara Setting IP Address di Windows 7, 8, 10

Cara Konfigurasi IP Address di Windows 7, 8, 10 - IP address adalah alamat logic yang berupa bilangan binner yang terdiri dari 32 bit (IPv4) sampai 128 bit (IPv6), fungsi dari IP address yaitu untuk mengidentifikasi suatu host yang ada di jaringan agar dapat saling terkoneksi. IP address ini bersifat unik, artinya host yang satu dengan host lainnya tidak boleh sama agar tidak terjadi IP conflict di dalam jaringan.

Tutorial Cara Setting IP Address di Windows 7, 8, 10

Pada tutorial sebelumnya kita sudah belajar bagaimana cara mengkonfigurasi IP address pada operating system berbasis GNU/Linux untuk menghubungkan PC client ke dalam jaringan, sobat bisa membaca tutorialnya disini -> Tutorial cara setting IP address di Linux.

Setiap operating system memiliki cara yang berbeda ketika kita hendak mengkonfigurasi IP address, termasuk Ms. Windows ini yang tentu saja berbeda dengan operating system lainnya. Pada kesempatan kali ini saya akan membagikan tutorial bagaimana cara setting IP address pada operating system Ms. Windows (7, 8 dan 10).

Cara Konfigurasi IP Address di Windows 7, 8  dan 10

Sesuai dengan judul artikel, tutorial ini berlaku untuk OS Windows 7, 8 dan 10. Kita akan belajar setting IP address baik dengan cara manual (Static IP) maupun otomatis (DHCP).

Cara Setting IP Static di Windows 7, 8, 10

Caranya klik kanan icon komputer pada taskbar lalu pilih Open Network and Sharing Center, icon computer yang dimaksud bisa kamu lihat pada contoh screenshoot di bawah.


Lalu akan terbuka jendela Network and Sharing Center, silahkan klik menu Change adapter settings pada bilah sebelah kiri atas seperti yang sudah saya tandai.


Selanjutnya akan terbuka jendela Network Connections, disini kita bisa melihat beberapa interface seperti Bluetooth (jika ada), Wi-Fi dan juga Ethernet (kalau di windows 7 biasanya Local Area Connection).

Klik kanan interface Ethernet, lalu pilih Properties.


Pada jendela Ethernet Properties pilih menu Internet Protocol Version 4 (TCP/IPv4), kemudian klik tombol Properties.


Agar bisa mengkonfigurasi IP address secara manual, klik opsi Use the following IP address dan Use the following DNS server addresses, setelah itu tinggal diisi saja dengan IP address, Subnet mask, dan Default gateway yang sesuai dengan network kamu, sedangkan untuk DNSnya sendiri kamu bisa pakai publik DNS seperti google maupun DNS dari ISP kamu sendiri.


Cara Setting IP Dynamic di Windows 7, 8, 10

Untuk setting IP secara dynamic agar PC kamu bisa mendapatkan IP address secara otomatis, kamu harus memastikan bahwa router di jaringan kamu sudah menjalankan service DHCP Server yang akan memberikan alokasi IP address ke client melalui proses pertukaran DHCP.

Jika sudah, kemudian di PC kamu tinggal centang saja opsi Obtain an IP address automatically dan Obtain DNS server address automatically.


Pengujian

Sekarang kamu sudah berhasil mengkonfigurasi IP address di Ms. Windows baik secara manual maupun dynamic, untuk mengetahui apakah PC kamu sudah berhasil terhubung ke jaringan atau belum, kamu bisa melakukan test ping ke IP gateway seperti ini.

Baca juga : Cara setting IP address di windows via CMD

Demikian tutorial cara setting IP address di Windows 7, 8 dan 10. Semoga bermanfaat dan terima kasih.

Kamis, 14 Maret 2019

Cara Setting IP Address di Linux via GUI

Tutorial Cara Setting IP Address di Linux via GUI - IP address merupakan alamat logic yang berupa bilangan binner yang terdiri dari 32 bit (IPv4) sampai 128 bit (IPv6), fungsi dari IP address yaitu untuk mengidentifikasi suatu host yang ada di jaringan agar dapat saling terkoneksi. IP address ini bersifat unik, artinya host yang satu dengan host lainnya tidak lah sama.

Sederhananya, IP address adalah deretan angka desimal yang harus dikonfigurasi pada sebuah komputer agar bisa terkoneksi ke jaringan internet. Tak hanya komputer saja, semua device baik laptop, printer, tablet, hingga smartphone yang terhubung ke jaringan baik menggunakan media kabel maupun wifi sebetulnya membutuhkan IP address. 

Cara Setting IP Address di Linux via GUI
Credit : www.freepik.com

Baca juga :

Distribusi IP address pada jaringan komputer bisa dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu secara manual (Static IP) dan otomatis (DHCP). Sedangkan untuk mengkonfigurasi IP address pada masing-masing client caranya berbeda-beda tergantung dari operating system yang digunakannya.

Cara Konfigurasi IP Address Pada Linux

Pada artikel ini penulis akan memberikan tutorial langkah-langkah cara melakukan konfigurasi IP address pada komputer yang menggunakan operating system GNU/Linux, misalnya saja distro linux ubuntu yang banyak digunakan pada sebuah personal computer. 

Caranya klik ikon Network Connection lalu klik menu Edit Connections seperti gambar di bawah.

Cara Setting IP Address di Linux via GUI

Kemudian akan muncul jendela Network Connections seperti gambar di bawah, disini bisa kita temukan interface ethernet dan juga interface wlan (Wi-Fi), karena kita akan mengkonfigurasi IP address pada interface ethernet, silahkan klik menu Wired connection lalu klik tombol Edit.

Cara Setting IP Address di Linux via GUI

Klik tab menu IPv4 Settings, kemudian ubah methodnya ke Manual agar kita bisa melakukan konfigurasi IP address menjadi static, setelah itu klik tombol Add.

Cara Setting IP Address di Linux via GUI

Silahkan isikan IP address, netmask dan gateway sesuai dengan pengalamatan yang ada di jaringan kamu, misalnya seperti ini :

Address : 192.168.200.2
Netmask : 255.255.255.0
Gateway : 192.168.200.1
Sedangkan untuk DNS Servernya kamu bisa isi dengan DNS Google ataupun DNS dari ISP kamu sendiri, jika sudah silahkan klik tombol Save.

Cara Setting IP Address di Linux via GUI

Sampai disini langkah-langkah mengkonfigurasi IP address di linux via GUI sudah selesai, langkah terakhir yaitu pengujian dengan tool ping ke IP gateway, tujuannya untuk memastikan laptop sudah berhasil terkoneksi ke jaringan.

Cara Setting IP Address di Linux via GUI

Dari hasil pengujian di atas ternyata laptop saya sudah berhasil terhubung ke gateway, jika sudah begini berarti kita sudah siap berselancar di dunia maya.

Oh ya, ubuntu linux yang terinstal di laptop saya menggunakan lingkungan desktop (Desktop Environment) XFCE, jika kamu menggunakan lingkungan desktop yang lain seperti GNOME, KDE, LXDE maupun Cinnamon, mungkin saja langkah-langkahnya yang sudah saya jabarkan di atas berbeda.

Agar kamu lebih mudah dalam mengkonfigurasi IP address di berbagai desktop environment, kamu bisa coba setting IP address di GNU/Linux menggunakan antarmuka baris perintah (CLI).

Tutorialnya bisa kamu baca disini : Cara setting IP address di Linux via terminal

Rabu, 13 Maret 2019

Kelebihan dan Kekurangan Jaringan Kabel (Wired LAN)

Kelebihan dan Kekurangan Jaringan Kabel - Meskipun saat ini jaringan nirkabel (wireless) sudah semakin berkembang, tetapi jaringan berbasis kabel (wired) masih banyak digunakan baik di sekolah, kampus, warnet maupun area perkantoran. Hal ini dikarenakan jaringan kabel dinilai jauh lebih handal dibandingkan jaringan wireless.

Kelebihan dan Kekurangan Jaringan Kabel (Wired LAN)

Jaringan kabel adalah istilah yang dipakai untuk mendeskripsikan sebuah jaringan yang dirancang dan dihubungkan menggunakan media fisik berupa kabel, kabel yang digunakan bisa berupa kabel tembaga (Coaxial), twisted pair (UTP dan STP) maupun kabel serat optic (Fiber Optic). 

Pada artikel ini penulis akan menjelaskan kelebihan dan kekurangan jaringan kabel (wired) pada jaringan LAN. Semoga artikel ini bisa memberikan sedikit gambaran dan pengetahuan kepada sobat sebelum menentukan jenis media apa yang akan digunakan sebelum membangun jaringan.

Kelebihan Jaringan Kabel (Wired)

Ada beberapa poin yang menjadi kelebihan dari implementasi jaringan kabel, namun disini saya hanya akan menjelaskan 3 poin penting saja, diantaranya sebagai berikut :

#1. Jaringan kabel relatif lebih stabil

Dari segi stabilitas, jaringan kabel relatif jauh lebih stabil dibandingkan dengan jaringan wireless, hal ini karena jaringan kabel tidak terpengaruh dengan perubahan cuaca dan tingkat interferensi seperti jaringan wireless.

Untuk mengukur seberapa stabil koneksi pada sebuah jaringan, kamu bisa mengeceknya menggunakan tool ping, kamu bisa mengecek latency yang didapatkan dengan cara ping ke gateway maupun situs yang ada di internet. Dengan jaringan kabel, kamu bahkan bisa mendapatkan ping latency 0ms (millisecond) ke gateway meskipun jarak kamu ke router cukup jauh.

#2. Transmisi data yang tinggi

Meskipun jaringan wireless AC saat ini sudah memiliki maximum data rate up to 1300 Mbit/s, namun pada prakteknya sangat susah sekali mendapatkan speed sesuai dengan harapan, ini dipengaruhi oleh banyak faktor seperti tingkat noise, signal strength, lebar pita, dan overlapping channel yang dapat menyebabkan interferensi sehingga transmisi data ke end user tidak maksimal.

Jika kamu membutuhkan koneksi dengan kecepatan yang tinggi, tentu saja jaringan kabel menjadi pilihan paling reliable, untuk kebutuhan sedang kamu bisa menggunakan kabel UTP fast ethernet dengan speed 100 Mbit/s, namun jika masih kurang, kamu bisa pakai kabel UTP gigabit ethernet yang memiliki data rate up to 1 Gbit/s. 

Lalu apa bedanya dengan jaringan wireless ? Jaringan wireless sangat rentan sekali dengan interferensi, jika jaringan wireless kamu mengalami interferensi maka proses transmit data tidak akan optimal meskipun signal wifi kamu penuh.

Sedangkan jika kamu menggunakan media kabel, kamu tidak akan menemukan yang namanya interferensi sehingga proses transmit data akan maksimal. Perlu kamu ketahui bahwa kemampuan transmisi data pada sebuah jaringan itu berbanding lurus dengan tingkat kestabilan jaringan itu sendiri.

#3. Jaringan kabel relatif lebih aman

Media kabel dapat menghubungkan host satu dengan host lainnya secara directly connected, dengan begitu tentu saja akan memudahkan kita sebagai network administrator dalam memonitor dan memantau host mana saja yang sedang aktif (online) di dalam sebuah jaringan.

Kenapa jaringan kabel lebih aman ? Karena orang lain tidak akan bisa sembarangan terkoneksi ke jaringan secara ilegal, melainkan harus dihubungkan langsung melalui media kabel jika ingin terkoneksi.

Hal ini tentu saja bertolak belakang dengan jaringan wireless, dimana pada jaringan wireless orang lain dapat melakukan serangkaian teknik h@cking untuk mendapatkan password wifi agar bisa terkoneksi ke jaringan secara ilegal.

Kekurangan Jaringan Kabel (Wired)

Tidak ada teknologi yang tidak memiliki kekurangan, begitu juga pengimplementasian media kabel di dalam jaringan komputer, berikut adalah beberapa point yang menjadi kekurangan dari jaringan kabel.

#1. Tidak cocok digunakan pada perangkat mobile

Sebuah device yang ingin terhubung ke jaringan yang menggunakan media kabel haruslah device yang memiliki interface ethernet atau yang biasa disebut dengan LAN Card, kabel twisted pair dihubungkan ke LAN Card menggunakan konektor khusus yaitu konektor RJ45.

Sedangkan perangkat mobile seperti laptop, tablet dan smartphone tidak dilengkapi dengan interface ethernet, sebagai penggantinya maka disematkanlah interface wireless untuk menerima signal wifi yang dipancarkan oleh access point atau wireless router.

Oleh karena itu, penggunaan media kabel pada sebuah jaringan sangat tidak cocok untuk memenuhi kebutuhan user yang memiliki mobilitas tinggi seperti pengguna laptop, tablet dan smartphone.

#2. Instalasi jaringan kabel cukup rumit & memakan waktu

Pada jaringan wireless, dengan hanya menginstall satu access point saja maka puluhan bahkan ratusan device sudah bisa terkoneksi melalui wifi. Namun hal ini tidak bisa dilakukan pada jaringan kabel, karena satu kabel hanya bisa dipakai untuk menghubungkan satu host saja.

Bayangkan jika di jaringan kamu terdapat puluhan bahkan ratusan host yang harus dihubungkan. Tentunya proses instalasi akan cukup rumit dan memakan waktu yang tidak sebentar.

#3. Dibutuhkan skill cabling yang baik agar kabel tersusun rapi

Pada sebuah jaringan yang memiliki puluhan bahkan ratusan host tentunya akan membuat kabel menjadi semrawut jika tidak disusun dengan baik dan benar. Untuk itu seorang network administrator selain mahir mengkonfigurasi perangkat jaringan, juga harus memiliki skill cabling yang baik. Jika tidak, maka kamu akan kesulitan ketika melakukan troubleshoot / maintenance jaringan.

#4. Sulit dalam proses ekspansi jaringan

Proses instalasi jaringan kabel bisa dibilang cukup sulit, terlebih jika host yang akan dihubungkan jumlahnya sangat banyak, namun akan jauh lebih sulit jika kita ingin melakukan ekspansi jaringan.

Misal dalam sebuah kantor ada beberapa ruangan baru yang perlu dikoneksikan juga, tentunya akan ada beberapa pekerjaan yang harus dilakukan seperti design ulang jaringan, bongkar plafon yang sudah rapi, tarik kabel melalui pipa conduit yang sudah terpasang di dalam tembok dan lain-lain.

Demikian poin-poin yang menjadi kelebihan dan kekurangan pada jaringan kabel, semoga bisa menjadi referensi sebelum menentukan media apa yang akan dipakai untuk membangun jaringan.

Baca juga : Kelebihan dan kekurangan jaringan wireless

Rabu, 27 Februari 2019

Perbedaan Point to Point (PTP) Dan Point to Multipoint (PTMP) Pada Jaringan Wireless

Perbedaan Point to Point dan Point to Multipoint Pada Jaringan Wireless - Infrastruktur jaringan berbasis wireless / nirkabel saat ini telah banyak digunakan dan menjadi salah satu pilihan untuk mendistribusikan akses internet ke client. Jika dilihat dari segi pendistribusian akses ke client, maka jaringan wireless bisa dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu point to point (PTP) dan point to multipoint (PTMP).

Perbedaan Point to Point (PTP) Dan Point to Multipoint (PTMP) Pada Jaringan Wireless
Pada kesempatan kali ini penulis akan membahas mengenai apa itu point to point dan point to multipoint yang biasa diimplementasikan pada jaringan wireless menurut sepengetahuan penulis, dengan harapan bisa memberikan sedikit gambaran kepada sobat pembaca setia blog tutorialjaringan.com.

Penjelasan Point to Point (PTP)

Point to point adalah metode pendistribusian akses internet yang hanya melibatkan 2 site saja. Topologi point to point umumnya dipakai oleh ISP (Internet Service Provider) untuk mendistribusikan akses internet dari POP (Point of Presence) hanya ke satu pelanggan saja menggunakan radio wireless, syarat sebuah jaringan wireless dikatakan sebagai point to point adalah jika hanya terdapat 1 radio station saja yang terkoneksi ke access point, untuk lebih jelasnya silahkan sobat lihat gambar 1.0 di bawah.
Perbedaan Point to Point (PTP) Dan Point to Multipoint (PTMP) Pada Jaringan Wireless
Gambar 1.0 : Topologi Point to Point (PTP)

Selain dipakai oleh ISP, metode pendistribusian akses internet secara point to point juga biasanya digunakan oleh sebuah perusahaan atau instansi untuk menghubungkan 2 kantor yang jaraknya cukup jauh dan tidak memungkinkan untuk dihubungkan menggunakan kabel (baik itu kabel UTP maupun Fiber Optic).

Kelebihan Point to Point (PTP)
  • Jaringan lebih stabil, hal ini karena access point hanya akan memancarkan signalnya ke satu station saja, sehingga throughput yang dihasilkan akan maksimal.
  • Bandwidth yang dialirkan melalui media wireless akan sepenuhnya diterima oleh satu station saja, karena alasan inilah mengapa point to point umumnya dipilih oleh ISP untuk menghandle customer dengan service dedicated.
  • Maintenance lebih mudah jika terjadi interferensi karena proses tunning channel tidak akan mengganggu link yang lain.
  • Cocok digunakan untuk kebutuhan jarak jauh karena umumnya antena yang dipakai yaitu tipe antena grid yang memiliki sudut pancaran lebih fokus ke satu titik saja.
Kekurangan Point to Point (PTP)
  • Biaya instalasi relatif lebih mahal karena radio access point hanya bisa dipakai oleh satu radio station (client) saja. Artinya, jika ada 10 client maka kita harus memasang 10 radio access point juga.
  • Semakin banyak radio access point yang dipasang pada sebuah POP, maka akan semakin tinggi potensi terjadinya interferensi (tabrakan frekuensi).
  • Point to point hanya bisa diterapkan pada jaringan radio wireless untuk menghubungkan antar site saja, tidak bisa dipakai untuk mengkoneksikan device end user langsung layaknya jaringan wifi.

Penjelasan Point to Multipoint (PTP)

Jika sebelumnya point to point hanya digunakan untuk menghubungkan satu access point ke satu station saja, maka point to multipoint merupakan kebalikannya, yaitu metode pendistribusian akses internet dari satu access point ke banyak radio station.

Penggunaan point to multipoint biasanya dipakai untuk menekan biaya, karena hanya dengan satu radio access point saja kita sudah bisa mengkoneksikan beberapa radio station sekaligus, antena yang dipakai biasanya antena yang memiliki sudut pancaran 45-180 derajat (antena sectoral) atau 360 derajat (antena omnidirectional).

Ilustrasi penggunaan topologi jaringan wireless dengan metode point to multipoint bisa sobat lihat pada gambar 2.0 di bawah ini.
Perbedaan Point to Point (PTP) Dan Point to Multipoint (PTMP) Pada Jaringan Wireless
Gambar 2.0 : Topologi Point to Multipoint (PTMP)

Selain digunakan pada infrastruktur jaringan, metode point to multipoint juga biasa digunakan pada jaringan wifi, dimana pada jaringan wifi terdapat 1 access point yang digunakan untuk melayani banyak device end user sekaligus yang mana hal ini tidak bisa kita terapkan jika menggunakan point to point.
Perbedaan Point to Point (PTP) Dan Point to Multipoint (PTMP) Pada Jaringan Wireless
Gambar 3.0 : Penerapan Point to Multipoint Pada Jaringan Wifi

Sama halnya dengan point to point, penggunaan point to multipoint pun memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri.

Kelebihan Point to Multipoint (PTMP)
  • Hemat biaya, karena hanya dengan 1 radio access point kita sudah bisa menghubungkan banyak radio station sekaligus.
  • Point to multipoint bisa diimplementasikan pada jaringan wifi untuk mengakomodir kebutuhan internet secara langsung ke device end user.
Kekurangan Point to Multipoint (PTMP)
  • Kurang cocok dipakai untuk kebutuhan jarak jauh.
  • Susah maintenance jika terjadi interferensi di salah satu link, karena proses maintenance akan berimfact ke semua station yang terkoneksi ke access point yang sama.
  • Throughput yang dihasilkan kurang maksimal karena satu access point harus menangani banyak radio station sekaligus.
  • Bandwidth yang dialirkan akan terbagi-bagi tergantung banyaknya jumlah radio station yang terkoneksi.

Kesimpulan

Pada akhirnya, mau menggunakan point to point atau point to multipoint sah-sah saja, tinggal disesuaikan dengan kebutuhan, karena keduanya punya kelebihan dan kekurangan masing-masing dalam implementasinya. Semoga artikel ini sedikit banyak bisa membantu memberikan gambaran untuk sobat.

Baca juga : Kelebihan dan kekurangan jaringan wireless

Semoga bermanfaat.

Senin, 18 Februari 2019

Jenis - Jenis Standarisasi Protokol Jaringan Wireless IEEE 802.11

Jenis - Jenis Protokol Pada Jaringan Wireless IEEE 802.11 - Ketika membeli sebuah produk wireless router pasti kita akan menemukan kode seperti IEEE 802.11 a/b/g/n/ac pada kemasannya, kode tersebut ternyata bukan hiasan semata, melainkan sebagai informasi kepada kita mengenai spesifikasi atau teknologi yang dipakai oleh wireless router tersebut.

Jenis - Jenis Standarisasi Protokol Jaringan Wireless IEEE 802.11


802.11 a/b/g/n/ac merupakan standarisasi protokol jaringan wireless yang dikeluarkan oleh IEEE (Institute of Electrical and Electronic Engineers) yaitu suatu badan internasional yang mengurusi standarisasi dalam bidang teknologi informasi, salah satunya yaitu standarisasi protokol jaringan wireless.

Baca juga : Kelebihan Dan Kekurangan Jaringan Wireless

Tujuan dari standarisasi ini yaitu agar setiap perangkat jaringan wireless yang berbeda vendor tetap dapat saling berkomunikasi. Tanpa adanya standarisasi, maka perangkat-perangkat jaringan wireless yang berbeda vendor tidak akan dapat saling berkomunikasi karena akan menggunakan standarisasinya masing-masing, hal ini tentu saja akan menyulitkan kita sebagai pengguna.

Penjelasan Protokol Jaringan Wireless IEEE 802.11 a/b/g/n/ac

Berikut adalah penjelasan jenis-jenis protokol pada jaringan wireless.

IEEE 802.11

Merupakan protokol wireless yang pertama kali diciptakan yaitu pada tahun 1997, protokol ini bekerja pada frekuensi 2.4 GHz dan hanya mampu mentransfer bandwidth maksimal 2 Mbps saja. Dikarenakan bandwidth yang mampu ditransfer sangat kecil sekali, untuk itu saat ini tidak ada perangkat jaringan wireless yang memakai protokol 802.11 ini.

IEEE 802.11a

Standar wireless 802.11a diciptakan pada tahun 1999, standar wireless ini bekerja pada frekuensi 5 GHz mengikuti standard dari UNII (Unlicensed National Information Infrastructure) dan mampu mentransfer bandwidth mencapai 54 Mbps, standar wireless 802.11a tidak menggunakan teknologi spread-spectrum namun menggunakan standar Frequency Division Multipelxing (FDM).

Pada saat itu, standar wireless 802.11a kalah populer oleh 802.11b, hal ini mungkin dipengaruhi karena masih minimnya device yang menggunakan frekuensi 5 GHz. Untuk saat ini 802.11a sudah tidak digunakan lagi oleh produsen perangkat jaringan.

Sehingga kalau kita mensetup wireless router maupun access point baru, kita tidak akan menemukan lagi Wireless A (802.11a), melainkan hanya tersedia wireless 802.11 b/g/n saja.

IEEE 802.11b

Standarisasi wireless berikutnya yaitu 802.11b yang diciptakan berbarengan dengan standar 802.11a yaitu pada tahun 1999, standar wireless ini bekerja pada frekuensi 2.4 GHz dan memiliki transfer rate data mencapai 11 Mbps. Seperti yang kita ketahui frekuensi 2.4 GHz merupakan frekuensi generasi pertama yang digunakan oleh mayoritas perangkat elektronik yang ada saat ini, oleh sebab itu standarisasi wireless 802.11b sangat rentan sekali dengan interferensi.

Meskipun bandwidth yang mampu dihantarkan hanya 11 Mbps saja, namun standarisasi 802.11b masih dipakai oleh perangkat wireless router maupun access point hingga saat ini.

IEEE 802.11g

Standar wireless 802.11g diciptakan pada tahun 2002, ini merupakan penggabungan antara standar 802.11b dan 802.11a, dimana standar ini menggunakan frekuensi 2.4 GHz (sama seperti 802.11b), namun menggunakan teknologi Frequency Division Multipelxing (FDM) sama seperti 802.11a.

Standar 802.11g memiliki kemampuan transfer bandwidth yang sama dengan 802.11a yaitu mencapai 54 Mbps, namun karena berjalan pada frekuensi 2.4 GHz maka memungkinkan jangkauan sinyalnya lebih luas dibandingkan dengan standar 802.11a yang menggunakan frekuensi 5 GHz.

IEEE 802.11n

Standar 802.11n atau yang biasa disebut dengan Wireless-N merupakan perbaikan dari standar sebelumnya yaitu 802.11g, hal ini bisa dilihat dari peningkatan spesifikasi yang dibawanya, dimana Wireless-N ini sudah menggunakan teknologi MIMO (Multiple In Multiple Out) dan mampu menghantarkan bandwidth mencapai 450 Mbps, serta memiliki spesifikasi dual band, yaitu mampu beroperasi pada frekuensi 2.4 GHz dan 5 GHz.

Standar Wireless-N (802.11n) diresmikan oleh IEEE pada tahun 2009 dan menjadi salah satu protokol standar yang banyak digunakan oleh perangkat wireless router maupun access point yang ada saat ini.

IEEE 802.11ac

Wireless AC (802.11ac) merupakan standar jaringan wireless paling mutakhir yang ada saat ini, standar ini dikembangkan dari tahun 2011 s/d 2013 dan diresmikan pada bulan Januari tahun 2014. Wireless AC berjalan pada frekuensi 5 GHz yang menawarkan troughput tinggi hingga 1 Gbps, hal ini bisa terjadi karena pada standar ini dilakukan perluasan channel width mencapai 80 MHz bahkan 160 MHz dengan penambahan lebih banyak MIMO Spatial Stream (upto 8) dan high-density modulation (upto 256-QAM).

Wireless router / access point dengan spesifikasi Wireless AC ini cocok digunakan untuk kebutuhan video streaming, online gaming maupun kegiatan lainnya yang memerlukan bandwidth besar dan stabil.

Table Perbandingan

Agar sobat bisa lebih mudah memahami apa yang sudah saya paparkan di atas, berikut adalah tabel perbandingan setiap protokol mulai dari tahun dikeluarkannya protokol tersebut, frekuensi yang dipakai dan juga bandwidth yang mampu dihantarkan.

PROTOKOL
TAHUN
FREKUENSI
BANDWIDTH
IEEE 802.11
1997
2.4 GHz
2 Mbps
IEEE 802.11a
1999
5 GHz
54 Mbps
IEEE 802.11b
1999
2.4 GHz
11 Mbps
IEEE 802.11g
2002
2.4 GHz
54 Mbps
IEEE 802.11n
2009
2.4 GHz & 5 GHz
450 Mbps
IEEE 802.11ac
2014
5 GHz
1300 Mbps

Demikian penjelasan singkat mengenai jenis-jenis protokol jaringan wireless IEEE 802.11, semoga artikel singkat ini dapat bermanfaat untuk menambah pengetahun dan wawasan mengenai teknologi wireless.

Semoga bermanfaat dan terima kasih.

Kamis, 22 November 2018

Perbedaan Frekuensi Wi-Fi 2.4 GHz dan 5 GHz, Mana Yang Lebih Baik ?

Perbedaan Frekuensi Wi-Fi 2.4 GHz dan 5 GHz - Wi-Fi merupakan salah satu media komunikasi berbasis wireless atau nirkabel / tanpa kabel, Wi-Fi umumnya digunakan pada sebuah jaringan Wireless LAN (WLAN) untuk menghubungkan berbagai macam perangkat elektronik seperti Printer, Laptop, Tablet dan juga Smartphone.

Penggunaan Wi-Fi pada sebuah jaringan komputer dipilih karena kemudahan instalasi dan juga lebih efisien dibanding jaringan yang menggunakan media kabel (wired). Selain itu, biaya yang harus dikeluarkan untuk membangun jaringan Wi-Fi juga lebih sedikit.

Baca juga : Kelebihan Dan Kekurangan Jaringan Wireless

Dalam proses transmisi data, jaringan Wi-Fi tidak bisa dipisahkan dari yang namanya frekuensi. Setidaknya ada dua jenis frekuensi yang dipakai oleh jaringan Wi-Fi yaitu frekuensi 2.4 GHz dan juga frekuensi 5 GHz.

Ketika membeli sebuah router Wi-Fi, kamu pasti akan menemukan label 2.4 GHz atau 5 GHz pada kemasannya, hal itu untuk memberitahukan pada frekuensi berapa router Wi-Fi tersebut berjalan.

Tapi tahukah kamu apa perbedaan antara frekuensi 2.4 GHz dan juga 5 GHz pada jaringan Wi-Fi ? Kalau belum tahu sebaiknya kamu lanjutkan membaca artikel ini agar kamu tahu perbedaan antara keduanya sebelum memutuskan untuk membeli sebuah wireless router.

Perbedaan Frekuensi 2.4Ghz dan 5Ghz Pada Jaringan Wi-Fi

Ada beberapa faktor yang membedakan antara frekuensi 2.4 GHz dan 5 GHz, pada artikel ini saya akan menjelaskan perbedaan di antara keduanya dengan harapan bisa memberikan sedikit gambaran bagi teman-teman yang belum mengetahuinya.

#1. Bandwidth
Dari segi bandwidth frekuensi 5 GHz memiliki data rate yang lebih besar yaitu bisa mencapai 1300 Mbps (802.11ac), sedangkan untuk frekuensi 2.4 GHz maksimal hanya memiliki data rate mencapai 600 Mbps (802.11n).

Namun kecepatan bandwidth pada masing-masing frekeunsi sebetulnya tergantung dari standarisasi atau protokol yang dipakai ketika kita mensetup sebuah wireless router. Contohnya adalah protokol 802.11g yang dipakai oleh frekuensi 2.4 GHz memiliki data rate yang sama dengan protokol 802.11a yang dipakai oleh frekuensi 5 GHz yaitu mencapai 54 Mbps.

#2. Jangkauan Sinyal
Frekuensi 5 GHz memiliki jangkauan yang lebih pendek dibandingkan dengan frekuensi 2.4 GHz. Hal ini sebetulnya wajar karena dalam ilmu fisika, semakin tinggi suatu frekuensi maka gelombangnya akan semakin pendek, sedangkan jika frekuensinya lebih rendah maka gelombangnya akan semakin panjang.

Jadi kesimpulannya adalah, sinyal wifi yang beroperasi di frekuensi 2.4 GHz akan memiliki daya pancar yang lebih jauh daripada sinyal wifi yang beroperasi di frekuensi 5 GHz.

#3. Kekuatan Sinyal
Untuk kekuatan sinyal wifi yang beroperasi di frekuensi 2.4 GHz dan 5 GHz sebetulnya tidak ada patokan pasti, hal ini karena kekuatan sinyal sebuah wireless router dipengaruhi juga oleh antenna gain / power antenna.

Sedangkan antenna gain masing-masing wireless router tergantung kepada spesifikasi yang dibawanya, jadi setiap wireless router memiliki antenna gain yang berbeda-beda.

Namun secara teori yang saya baca di laman wikipedia, untuk wifi dengan frekuensi 2.4 GHz memiliki jangkauan sekitar 70 m (230 ft) dalam kondisi indoor dan 250 m (820 ft) dalam kondisi outdoor. Sedangkan untuk frekuensi 5 GHz hanya memiliki jangkauan sekitar 35 m (115 ft) saja untuk kondisi indoor.

Tapi itu kan cuma teori, karena implementasi di lapangan bisa saja hasilnya beda, banyaknya hambatan seperti tembok beton, lantai keramik dan lain-lain tentu saja akan mempengaruhi kekuatan sinyal wifi. 

#4. Interferensi
Interferensi merupakan permasalahan yang sering kita jumpai pada jaringan Wi-Fi, interferensi disebabkan karena terjadi tabrakan antar frekuensi dan juga channel yang sama dalam satu area. Baik frekuensi 2.4 GHz maupun frekuensi 5 GHz sama-sama berpotensi mengalami interferensi.

Frekuensi manakah yang memiliki potensi paling besar mengalami interferensi ? Jawabannya tentu saja frekuensi 2.4 GHz, kok bisa ? Hal ini disebabkan karena jangkauan sinyal wifi dengan frekuensi 2.4 GHz lebih jauh dan umumnya perangkat wireless lain seperti bluetooth, microwave dan telpon tanpa kabel menggunakan frekuensi 2.4 GHz, hal ini wajar mengingat frekuensi 2.4 GHz merupakan frekuensi yang lebih awal muncul dibandingkan dengan frekuensi 5 GHz.

Berbeda dengan frekuensi 2.4 GHz, frekuensi 5 GHz memiliki potensi yang lebih kecil mengalami interferensi, ini dikarenakan penggunaan frekuensi 5 GHz belum se-ramai frekuensi 2.4 GHz.

#5. Protokol
Poin terakhir yang membedakan keduanya yaitu dari protokol yang digunakan, untuk frekuensi 2.4 GHz menggunakan protokol 802.11b/g/n sedangkan frekuensi 5 GHz menggunakan protokol 802.11a/n/ac. 

Jenis-jenis protokol ini dikeluarkan oleh IEEE (Institute of Electronic and Electrical Engineer) yaitu suatu badan internasional yang mengurusi standarisasi dalam bidang teknologi informasi, salah satunya standarisasi frekuensi wifi.

Protokol 802.11a/b/g/n/ac menyatakan generasi teknologi wifi dan masing-masing protokol memiliki data rate yang berbeda-beda dalam proses transmisi data, pembahasan lengkap mengenai protokol 802.11a/b/g/n/ac akan saya bahas pada artikel terpisah (Baca : Jenis-jenis protokol pada jaringan wireless IEEE 802.11).

Kesimpulan

Itulah uraian singkat mengenai perbedaan antara frekuensi 2.4 GHz dan frekuensi 5 GHz pada jaringan wifi. Lalu frekuensi manakah yang terbaik ?

Setiap frekuensi memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri sob, jika kita melihat dari sisi kecepatan transfer data dan potensi interferensi yang lebih sedikit, maka frekuensi 5 GHz adalah yang terbaik.

Namun kalau sobat lebih mementingkan jangkauan sinyal wifi yang lebih luas, maka pilihannya tentu saja frekuensi 2.4 GHz yang lebih baik. Jadi untuk urusan ini silahkan disesuaikan dengan kebutuhan saja.

Demikian, semoga artikel ini bermanfaat dan terima kasih sudah membaca.

Kamis, 25 Januari 2018

Penjelasan Lengkap Tentang Hasil Ping Pada Command Prompt

Sesuai janji saya pada artikel sebelumnya yang sudah saya posting beberapa waktu lalu dengan judul Benarkah PING Pada CMD Bisa Mempercepat Koneksi Internet ? Kali ini saya akan membahas mengenai output / hasil dari perintah PING yang kita lakukan dari jendela command prompt.

Diartikel tersebut saya sudah menjelaskan mengenai apa itu PING, fungsi PING serta kaitannya dengan kecepatan akses internet. Setelah mengetahui itu semua, ada hal lain yang tidak kalah penting yaitu membaca output yang dihasilkan dari perintah PING.

Dalam proses troubleshooting, output dari hasil ping sangat penting untuk diketahui karena dengan membaca hasil ping maka kita bisa menyimpulkan langkah apa yang selanjutnya harus dilakukan untuk memperbaiki masalah yang sedang terjadi didalam jaringan kita.

Berikut contoh output dari hasil ping yang saya lakukan ke salah satu situs di internet yaitu www.google.co.id.

Penjelasan Lengkap Tentang Hasil Ping Pada Command Prompt

Singkatnya, dari contoh keluaran hasil ping diatas dapat kita simpulkan bahwa komputer yang saya gunakan sudah berhasil terhubung dengan www.google.co.id, dengan begitu berarti saya dapat mengakses alamat URL tersebut dari web browser.

Intinya, kalau keluaran dari perintah ping muncul pesan "Reply form bla bla bla .. " berarti sudah berhasil terhubung, titik!

Se-simple itukah membaca keluaran hasil ping ? Bisa iya, bisa juga tidak, bagi sobat yang berprofesi sebagai IT / Network Engineer tentu saja tool utilitas yang satu ini sangat penting sekali untuk keperluan troubleshoot, jadi memahami setiap output yang dihasilkan dari perintah ping merupakan suatu keharusan.

Mari kita jabarkan, dari contoh output diatas ada 4 bagian penting yang akan kita bahas diantaranya yaitu.

C:\Users\dodiventuraz>ping www.google.co.id

Baris ini disebut "prompt" yaitu tempat user mengetikkan perintah salah satunya perintah ping ini, selain perintah ping, terdapat beberapa perintah lain yang berguna untuk keperluan troubleshooting jaringan yang bisa sobat baca diartikel berikut.

Baca juga :
5 Perintah dasar jaringan pada command prompt

Balik lagi ke topik pembahasan, dari contoh diatas saya mengetikkan perintah ping spasi www.google.co.id, apa maksud dari perintah tersebut ? maksudnya yaitu saya melakukan uji coba konektivitas untuk mengetahui apakah PC saya sudah berhasil terhubung ke host tersebut atau belum.

Pinging www.google.co.id [172.217.27.131] with 32 bytes of data:

Baris ini berisi informasi mengenai IP Address dari host yang kita tuju (ping) dan juga besaran paket data yang dikirimkan, secara default ketika kita mengetikkan perintah ping, maka packet size yang dikirimkan yaitu sebesar 32 bytes.

Reply from 172.217.27.131: bytes=32 time=65ms TTL=46
Reply from 172.217.27.131: bytes=32 time=65ms TTL=46
Reply from 172.217.27.131: bytes=32 time=67ms TTL=46
Reply from 172.217.27.131: bytes=32 time=69ms TTL=46

Sedangkan, baris ini merupakan pesan balasan yang kita terima dari host yang dituju, dalam hal ini google.co.id, dikarenakan PC saya berhasil terhubung ke host tersebut maka pesan balasan yang saya terima berupa ping reply.

Sejatinya cara kerja dari tool utilitas ping ini yaitu dengan cara mengirimkan sebuah pesan / paket ke host tujuan (ICMP Echo Request), jika pesan / paket yang dikirim berhasil sampai dan diterima oleh host yang dituju, maka selanjutnya host tujuan akan memberikan balasan (ICMP Echo Reply) yang memberitahukan bahwa pesan atau paket tersebut sudah diterima.

Dalam contoh kasus ini, saya mendapatkan pesan balasan dari host yang saya tuju yaitu google.co.id berupa informasi waktu (time) yang dibutuhkan oleh sebuah paket yang dikirimkan untuk bisa sampai ke tujuan yaitu kisaran antara 65-69 millisecond (ms) dan juga nilai TTL (time to live) sebesar 46 serta jumlah paket data yaitu 32 bytes.

Selain ping Reply yang menunjukkan bahwa host yang kita tuju sudah berhasil menerima dan memberikan balasan dari paket yang kita kirimkan yang mengindikasikan bahwa kita sudah bisa berkomunikasi dengan host tujuan, ternyata ada pesan lain yang kemungkinan kita dapatkan ketika menjalankan perintah ping ini, diantaranya yaitu.

A. Request Time Out (RTO) 
Pesan ini identik sekali dengan koneksi down, seakan-akan ketika hasil ping menunjukkan request timeout maka secara otomatis koneksi internet pun tidak tersambung, padahal kenyataanya sama sekali tidak seperti itu, penyebab terjadinya request timeout disebabkan oleh beberapa hal yaitu :

  1. Pesan yang dikirimkan (ping) tidak sampai ke host tujuan, bisa jadi disebabkan karena host tujuan malakukan drop terhadap paket icmp (ping dan traceroute) yang masuk.
  2. Kehabisan bandwidth, kejadian ini bisa terjadi manakala lalu lintas didalam jaringan sedang sangat sibuk (baik disisi pengirim maupun disisi penerima) yang mengakibatkan packet icmp yang dikirimkan oleh si pengirim tidak berhasil terkirim.
  3. Pesan yang dikirimkan berhasil sampai ke host tujuan namun host tujuan tidak memberikan pesan balasan, dan lain-lain.

B. Destination Host Unreachable
Pesan ini mengindikasikan bahwa host yang dituju tidak dapat dicapai, ini biasanya terjadi karena tidak adanya jalur (routing) antara pengirim dan penerima pesan (host yang dituju), ataupun bisa terjadi karena faktor lain, misalnya saja kerusakan NIC, konektor, kabel LAN, access point dan lain sebagainya.

Ping Statistics
Ping statistics merupakan hasil akhir dari perintah ping yang dijalankan, pada bagian ini disebutkan berapa jumlah paket yang dikirim, jumlah paket yang diterima dan juga persentase paket yang hilang ditengah jalan.

Ping statistics for 172.217.27.131:
    Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss),
Approximate round trip times in milli-seconds:
    Minimum = 65ms, Maximum = 69ms, Average = 66ms

Selain itu, pada bagian ini juga ditampilkan perkiraan waktu pulang pergi dalam satuan milidetik (ms), seperti waktu minimum, waktu maksimum dan rata-rata waktu yang ditempuh oleh sebuah paket ketika pulang pergi dari pengirim ke penerima dan sebaliknya.

Bytes
Merupakan besaran paket data yang dikirimkan, apabila kita tidak menyatakan besaran paket yang akan dikirimkan, maka komputer secara otomatis akan menentukan sendiri besaran paket datanya, yaitu sebesar 32 bytes (Windows) dan 64 bytes (Linux). Namun, besaran paket data ini bisa disesuaikan sesuai kebutuhan dengan format perintah sebagai berikut.

Ping (host_tujuan) -l (jumlah_paket)

Contoh.

C:\Users\TutorJaringanku> ping www.google.co.id -l 500

Dari contoh diatas saya mengirimkan paket sebesar 500 bytes ketika menjalankan ping ke google.co.id, paket data ini bisa disebut sebagai "beban" dimana semakin besar jumlah paket data yang dikirimkan maka akan semakin membebani jaringan kita.

Jumlah paket data maksimum yang dapat dikirim yaitu sebesar 65500 bytes (Windows) dan 65507 bytes (Linux), opsi ini juga biasa digunakan untuk menguji performa jaringan dengan cara mengirimkan paket data yang besar ketika melakukan ping, apabila latency yang dihasilkan stabil dan tidak terdapat RTO maka bisa dipastikan bahwa performa jaringan sedang dalam kondisi yang prima.

Time
Time adalah total waktu tempuh yang dibutuhkan oleh sebuah paket untuk melakukan perjalanan pulang pergi dari pengirim ke penerima dan sebaliknya, ping time ini ditentukan dengan satuan millisecond (ms) dimana semakin kecil ping time yang dibutuhkan maka bisa dipastikan bahwa koneksi sedang dalam keadaan bagus.

Sedangkan, apabila ping time yang dihasilkan cukup besar maka bisa dipastikan bahwa kualitas koneksi dalam keadaan yang buruk, namun ping time yang besar tidak selalu identik dengan kondisi jaringan yang buruk, ping time yang besar bisa jadi disebabkan karena host yang dituju jaraknya cukup jauh dan melewati rute yang panjang.

TTL (Time to Live)
TTL atau Time to Live merupakan limit waktu / batas lompatan yang diberikan untuk satu perjalanan pulang pergi sebuah paket data, parameter TTL terdiri dari 1 sampai dengan 255 (8 bit) yang disematkan pada header paket, besaran nilai TTL sudah ditentukan secara default oleh sistem operasi yang digunakan oleh pengirim dan nilainya akan terus berkurang 1 setiap kali paket data melewati router.

Secara default nilai TTL pada sistem operasi Windows dan Linux berjumlah 64, yang memungkinkan maksimum 64 kali lompatan dari router ke router sebelum akhirnya paket data tersebut dibuang (discard).

TTL expired in transit, ini merupakan kondisi dimana limit yang sudah diberikan habis sebelum paket data sampai ke tujuan, pesan yang ditampilkan pada jendela command prompt hanya akan muncul Reply from x.x.x.x: TTL expired in transit, sehingga kita tidak akan tahu berapa waktu yang dibutuhkan oleh paket data tersebut untuk sampai ke tujuan dan kembali lagi.

Dari contoh gambar diatas bisa dilihat bahwa TTL yang kembali ketika saya test ping ke host google.co.id yaitu sebesar 46, ini berarti paket ICMP yang saya kirimkan melewati 18 router untuk sampai ke host google.co.id dan sebaliknya, cara menghitungnya yaitu :

64 (TTL awal yang dikirimkan) dikurangi dengan 46 (TTL akhir ketika test ping ke host google.co.id), hasinya = 18, yang berarti terdapat 18 lompatan (hop) yang dilalui oleh paket ketika pulang pergi dari pengirim ke penerima dan sebaliknya.

Sebagai pembuktian, saya mencoba melalukan trace dengan perintah tracert (traceroute) untuk mengetahui jumlah hop yang dilalui.

Penjelasan Lengkap Tentang Hasil Ping Pada Command Prompt

Dan ternyata benar, hasil tracert menunjukkan bahwa terdapat 18 hop router yang dilalui oleh sebuah paket data yang dikirimkan agar sampai ke tujuan yaitu google.co.id.

Conclusion

Alhamulillah, selesai sudah pembahasan mengenai penjelasan lengkap tentang hasil ping pada command prompt, ini merupakan salah satu pengetahuan dasar yang harus sobat kuasai ketika belajar networking, karena buah daripada jaringan komputer ialah ping reply, semua network engineer ketika melakukan setup jaringan hanya mencari ping reply saja.

Jadi, ketika sobat sudah selesai melakukan setup jaringan dan ping reply tak kunjung didapat, maka kemungkinan ada konfigurasi yang terlewat, nah dengan tool / perintah ping yang ada pada jaringan komputer tentu saja sangat membantu untuk proses troubleshooting, sehingga sobat harus memahami setiap output dari hasil ping yang ditampilkan.

Tujuannya adalah agar sobat mengetahui langkah apa yang harus dilakukan selanjutnya untuk memecahkan problem yang dihadapi, itttuuuuu (mario teduh style).

Semoga sedikit ilmu yang saya sampaikan ini bisa bermanfaat untuk kita semua, mohon dimaklumi apabila ada penjelasan yang kurang tepat, karena manusia tidak pernah luput dari salah dan khilaf, untuk itu saya akan senang sekali apabila sobat mau memberikan kritik dan saran melalui kolom komentar agar setiap kesalahan di artikel ini dapat saya perbaiki lagi, terima kasih.